TUGAS INDIVIDU
MAKALAH TEOLOGI ISLAM
APLIKASI DAN IMPLIKASI TAUHID DALAM
KEHIDUPAN
Dosen Pengampu:
Duki , MA
Oleh:
KELOMPOK 13
FulananKholila(
12510207 )
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah
SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul
“Aplikasi dan Implikasi Tauhid Dalam Kehidupan”. Tak lupa sholawat serta salam
kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. karena beliaulah yang membawa
kita dari jaman jahiliyah menuju jalan yang terang benderang yaitu Addinul
Islam.
Penulis yakin bahwa penulisan
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Duki, MA selaku dosen pembimbing
mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah membimbing kami dan teman-teman
kami dalam proses penulisan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan
maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, baik
untuk guru sebagai bahan mengajar mahasiswa serta sebagai bahan pengetahuan.
Demikian yang dapat kami
sampaikan, mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan
makalah ini.
Malang,1 Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar
isi ................................................................................................................. ii
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2
Bab
II Pembahasan
2.1 Pengertiantauhid.................................................................................... 3
2.2 Macam-macampembagiantauhid............................................................ 4
2.3 Aplikasidanimplikasitauhiddalamkehidupan......................................... 5
Bab
III Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10
Daftar
Pustaka....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah menurunkan islam dengan sempurna,
kesempurnaanya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, bahkan seluruh
mahlukNya, termasuk bangsa jin sebagai rahmatan lil aalamin।Sesuatu yang sempurna haruslah tidak mempunyai
kekurangan dan kelebihan, tetapi pas dan dan tepat, tidak kurang dan tidak
lebih। Maka Allah berfirman : Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran)
sebagai kalimat yang benar dan adil। tidak ada yang dapat merobah robah
kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. ( al
an’am 115 )
Yang dimaksud dengan صدقا ( benar ) adalah, benar didalam aqidah ( idiologi
ketuhanan ) sedangkan عدلا ( adil ) adalah adil didalam syari’at dan penerapan (
aplikasi ) nya।
Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi
itu dapat diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah,
Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim dan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan terhadap yang bukan
islam dan tidak beriman kepada Allah sekalipun tetap harus mengedankan Ahlaqul
karimah।
Maka lingkup dan cakupan iman itu adalah :
- الإعتقاد
فى القلت ( keyakinan didalam hati ),
- القول بالسان ( diucapkan dengan lisan ) dan
- الأعمال بالأركان ( dilakukan dalam bentuk perbuatan )
( Hr. al buchori, muslim dan ibnu majah )
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tauhid?
2. Apa berapa macam pembagian
tauhid?
3. Apa Aplikasi dan implikasi
tauhid dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
tauhid
2. Untuk mengetahui macam
pembagian tauhid
3. Untuk mengetahui Aplikasi
dan implikasi tauhid dalam kehidupan
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian
tauhid
2. Dapat mengetahui macam
pembagian tauhid
3. Dapat mengetahui Aplikasi
dan implikasi tauhid dalam kehidupan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Dari
segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari
segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah
sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi Nya. Pensyariatan Tauhid :
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُون
“Dan
tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21)
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
“Dan
sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan
‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An -
Nahl 16 : 36)
Ringkasan :
Ringkasan :
1. Tauhid
sebagai kewajiban terbesar
2. Tauhid merupakan materi dakwah pertama para
Rasul.
3. Tauhid
merupakan terminal pertama dan langkah terawal bagi mereka-mereka yang ingin
menempuh jalan kepada Allah.
4.
Apabila tauhid wujud
dalam diri seseorang secara sempurna, maka tauhid akan mencegah seseorang itu
masuk neraka.
2.2 Pembagian Tauhid
1.
Tauhid Ar-Rububiyyah
Yaitu
mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah, dengan meyakini
bahwasanya Dia adalah satu-satuNya Pencipta seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman yang
artinya:
Katakanlah:
“Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka Patutkah
kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”.
Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap
gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi
Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu
serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (Ar-Ra’d : 16)
Dan
Dia adalah Pemberi Rezeki bagi seluruh binatang dan manusia,
Firman-Nya yang artinya:
“Dan
tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya”.
(Hud : 6)
Dia
adalah Raja segala raja, Pengatur semesta alam, … Pemberi ketentuan takdir atas
segala sesuatu, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan.
2.
Tauhid Al-Uluhiyyah
Tauhid Al-Uluhiyyah disebut juga Tauhid Ibadah, dengan kaitannya
yang disandarkan kepada Allah disebut tauhid uluhiyyah dan dengan kaitannya
yang disandarkan kepada hamba disebut tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam peribadahan.
3.
Tauhid Al-Asma’ wa Shifat
Tauhid Al-Asma’ wa
Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-nama dan Sifat-sifat bagi-Nya,
dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-sifat yang Allah sendiri menamai
dan mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-Qur’an), Sunnah Nabi-Nya Shallallahu
‘alaihi wa Sallam tanpa Tahrif (menyelewengkan
makna), Ta’thil
(mengingkari), Takyif
mempertanyakan/menggambarkan bagaimana-nya)dan Tamtsil (menyerupakan
dengan makhluk).Dan ketiga macam Tauhid ini terkumpul dalam
firman-Nya yang artinya:
“ Tuhan (yang
menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam : 65).
2.1 Aplikasi dan implikasi tauhid dalam kehidupan
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka
tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yang harus di tunaikan. Para
ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan
syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid
itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada
segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak
disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid
“laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita
tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan
tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan
dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya
baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di
tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu
Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal
Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu
diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan kesyirikan (
menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita
harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan
dibawah ini :
” Ketahuilah ( ya Muhammad
) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah, & mohonlah ampun
bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
( QS. Muhammad : 19 ).
Ketahuilah semoga Allah merohmatimu-
sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta mengutamakan untuk
mengetahui dan berilmu tentang At tauhid dari pada beribadah yaitu
beristifghfar, dikarenakan ” mengenal tauhid menunjukkan ilmu ‘usul ( dasar
pokok & pondasinya agama ), adapun beristighfar menunjukkan ilmu furu’ (
cabang dan aplikasi dari ilmu usul tersebut ).
Dan tidak ada perselisihan sedikitpun
dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta umat islam seluruhnya
bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul adalah ke
empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah
menetapkan & memerintahkan kepada empat rasul yang mulia ini untuk
ma’rifah (berilmu & mengetahui ) ilmu usul dan dasar serta pondasi agama
yaitu Tauhid sebelum ilmu furu’ ( sebagai aplikasi dari ilmu usul ).
Penerapan Tauhid dalam
kehidupan sehari-hari:
Contoh penerapan tauhid
dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati perintah Nya dan
menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada
Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah,
tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan bersabar dalam
menghadapi musibah.
- Panyatuan maksud, niat dan tujuan ( توحيد القصد )
Manusia boleh beragam cita dan profesi,
keahlian dan hoby. Tetapi semuanya haruslah untuk satu tujuan, satu niat ;
yaitu ibadah kepada Allah dan mengharap ridloNya, karena memang hidup ini
adalah untuk beribadah kepadaNya.
Firman Allah : Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku। ( adz-dzariyat 56 )
Dan lihatlah bagaimana Allah memberi
bimbingan kepada hambaNya agar tujuan hidup kita ini lebih berarti dan bernilai
ibadah untuk selanjutnya memperoleh ridloNya; yaitu berbuat, bekerja dan
beribadah hanya untuk sang Choliq.
Katakanlah: Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan
Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". ( al
an’am 162 – 163 )
2. Penyatuan contoh dan
keteladanan.
Manusia sering memiliki idola dan figur yang
dikagumi atau memiliki alasan-alasan tertentu untuk menjadikan seseorang
sebagai tokoh atau panutan yang dianut. Tetapi siapa sebenarnya tokoh yang
patut kita jadikan sebagai idola itu ?। jawaban pertanyaan ini
bisa menjadi beragam dan bervariasi. Tetapi keragaman yang variatif ini pasti
memiliki sisi kesamaan yang universal dan diterima oleh setiap orang kecuali
bila hatinya berpenyakit.
Bahwa tokoh panutan itu tentulah yang
benar-benar terbaik dan istimewa. Bahkan mempunyai kesempurnaan dan kelebihan
yang tidak dimiliki oleh yang lainnya। Bebas dari tendensi
social, rasial dan golongan, apalagi kepentingan politik. Ia juga harus yang
konsisten dan istiqomah didalam mengemban amanahnya, adil dalam bertindak untuk
dirinya sendiri, keluarganya dan orang lain bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun.
Orang yang paripurna itu adalah Muhammad saw.
Yang kerasulannya dipilih dari keluarga terbaik dan dari manusia yang juga
terbaik dengan akhlaq yang terbaik dan agung.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung। ( al qalam 4 )
Keteladanan Muhammad saw। adalah keteladanan yang
sempurna bagi siapa saja , kapan saja dan dimana saja, tidak berobah oleh arus
globalisasi, modernisasi maupun industrialisasi. Bagi orang yang mendambakan
keridloan Allah dan RasulNya.
Sesungguhnya Telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. ( al ahzab 21 )
Bagi seorang guru, maka Rasulullah saw.
adalah guru yang sukses, bagi kepala rumah tangga, maka Rasulullah saw. adalah
suami yang sukses, bagi pedagang, karyawan dan apa saja profesi yang digeluti.
Maka Rasulullah saw. telah mengalaminya sendiri dan semuanya dilakukan dengan
sempurna dan sukses.
3. Penyatuan konsep dan
system
( توحيد المنهج )
Didalam mencapai tujuan dan cita-cita, selalu
ada proses pencapaian dan aksi yang dilakukan. Proses pencapaian itu adalah
aktualisasi system dan cara itu sendiri. Seseorang boleh pintar berotak
brilyan, tetapi system menjadi anjungan sebuah kapal untuk menuju tujuan yang
hendak dicapai, menjadi garis-garis haluan sebuah institusi dan pribadi untuk
menuju harapan.
Maka semakin baik dan sempurna sebuah system
yang dipergunakan akan semakin baik pula hasil yang dicapai, walau tidak
menafikan peran SDM yang dimiliki. Demikian seterusnya, karena pencapaian itu
sangat bergantung terhadap system dan cara itu sendiri.
Lalu system apakah yang seharusnya kita pakai
?. jawabannya sudah jelas, bahwa system itu adalah system Islam ( manhaj islam
) yang mamang sempurna dan menyempurnakan. Karena sesuatu yang sempurna belum
tentu dapat menyempurnakan yang lainnya. Sedangkan islam itu adalah agama yang
syamil dan mutakaamil ( sempurna dan menyempurnakan )
Firman Allah: Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah
diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. ( ali imran 19 )
Tidak ada perbedaan antar bangsa tentang
kebenaran manhaj islam ini. Bahkan telah banyak kelompok-kelompok selain islam,
baik ahli kitab maupun yang bukan ahli kitab telah yang mencoba mengamalkannya.
Tetapi kedustaan dan hasudlah yang menutup hati dan lidah mereka sehingga tidak
berani berbicara dan mengatakan yang sebenarnya.
Firman Allah : Barangsiapa mencari agama
selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi। ( ali imran 85 )
Jelaslah kiranya bahwa islam adalah
satu-satunya system yang benar dan harus ditegakkan karena ia adalah produk
Allah yang mengetahui rahasia alam ini dengan segala isinya, dengan demikian
maka akan tegaklah keadilan dan kesejahteraan umat ini. Insyaallah.
Aplikasi aqidah merupakan tuntutan ilahi
untuk menuju kesempurnaan keislaman, keimanan dan ketauhidan kita. Manusia
sebagai mahluk social berkewajiban mewujudkan nilai-nilai aqidah dalam hidup
dan kehidupannya. Amar bil ma’ruf dan nahyu ‘anil mungkar yang merupakan tugas
pokok diciptakannya manusia menjadi fardlu ‘ain bagi setiap muslim.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Tauhid dari segi bahasa
‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’
tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri
tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’
Was Sifat’.
2. Pembagian
Tauhid
•
Tauhid Al-Uluhiyyah = mengesakan
Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya
kepada
Allah dan karenaNya semata.
•
Tauhid Ar-Rububiyyah= mengesakan
Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini
• Tauhid Al-Asma' Was-Sifat = mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
3.
Aplikasi dan implikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa
ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan
dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada
sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab
Tauhid I . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Muhammad bin Abdul Wahab. Kitab
Tauhid. penerjemah M. Yusuf Harun, MA
Yazid bin Abdul Qadir Jawas.2004. Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.Bogor
: Pustaka At-Taqwa
Riyadi, Hendar. 2000. Tauhid Ilmu Dan Implementasinya Dalam Pendidikan. Bandung: Nuansa
http://alhikmah87.blogspot.com/2012/01/aplikasi-pengamalan-tauhid_15.html



Tidak ada komentar:
Posting Komentar