.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Kamis, 27 Desember 2012

TEOLOGI "Aplikasi & Implikasi tauhid"



TUGAS INDIVIDU
MAKALAH TEOLOGI ISLAM
APLIKASI DAN IMPLIKASI TAUHID DALAM KEHIDUPAN
Dosen Pengampu:
Duki , MA








Oleh:
KELOMPOK 13
FulananKholila(  12510207  )

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012


Kata Pengantar
                 Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul “Aplikasi dan Implikasi Tauhid Dalam Kehidupan”. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. karena beliaulah yang membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jalan yang terang benderang yaitu Addinul Islam.
                 Penulis yakin bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Duki, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah membimbing kami dan teman-teman kami dalam proses penulisan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung.
                 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
                 Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya, baik untuk guru sebagai bahan mengajar mahasiswa serta sebagai bahan pengetahuan.
                 Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan makalah ini.

Malang,1 Desember 2012

Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3  Tujuan.................................................................................................... 2
1.4  Manfaat.................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
2.1  Pengertiantauhid.................................................................................... 3
2.2  Macam-macampembagiantauhid............................................................ 4
2.3  Aplikasidanimplikasitauhiddalamkehidupan......................................... 5
Bab III Penutup
3.1  Kesimpulan.......................................................................................... 10
Daftar Pustaka....................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah menurunkan islam dengan sempurna, kesempurnaanya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia, bahkan seluruh mahlukNya, termasuk bangsa jin sebagai rahmatan lil aalaminSesuatu yang sempurna haruslah tidak mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi pas dan dan tepat, tidak kurang dan tidak lebih Maka Allah berfirman : Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. ( al an’am 115 )
Yang dimaksud dengan صدقا ( benar ) adalah, benar didalam aqidah ( idiologi ketuhanan ) sedangkan عدلا ( adil ) adalah adil didalam syari’at dan penerapan ( aplikasi ) nya
Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi itu dapat diwujudkan didalam kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah, Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim dan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan terhadap yang bukan islam dan tidak beriman kepada Allah sekalipun tetap harus mengedankan Ahlaqul karimah
Maka lingkup dan cakupan iman itu adalah :
-   الإعتقاد فى القلت  ( keyakinan didalam hati ),
- القول بالسان ( diucapkan dengan lisan ) dan
- الأعمال بالأركان ( dilakukan dalam bentuk perbuatan )
( Hr. al buchori, muslim dan ibnu majah )
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tauhid?
2.      Apa berapa macam pembagian tauhid?
3.      Apa Aplikasi dan implikasi tauhid dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian tauhid
2.      Untuk mengetahui macam pembagian tauhid
3.      Untuk mengetahui Aplikasi dan implikasi tauhid dalam kehidupan
1.4 Manfaat
1.      Dapat mengetahui pengertian tauhid
2.      Dapat mengetahui macam pembagian tauhid
3.      Dapat mengetahui Aplikasi dan implikasi tauhid dalam kehidupan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi Nya. Pensyariatan Tauhid :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُون
“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت
“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36)

Ringkasan :
1.      Tauhid sebagai kewajiban terbesar
2.       Tauhid merupakan materi dakwah pertama para Rasul.
3.      Tauhid merupakan terminal pertama dan langkah terawal bagi mereka-mereka yang ingin menempuh jalan kepada Allah.
4.      Apabila tauhid wujud dalam diri seseorang secara sempurna, maka tauhid akan mencegah seseorang itu masuk neraka.

2.2 Pembagian Tauhid
1.     Tauhid Ar-Rububiyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah, dengan meyakini bahwasanya Dia adalah satu-satuNya Pencipta seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman yang artinya:
Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (Ar-Ra’d : 16)
Dan Dia adalah Pemberi Rezeki bagi seluruh binatang dan manusia, Firman-Nya yang artinya:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya”. (Hud : 6)
Dia adalah Raja segala raja, Pengatur semesta alam, … Pemberi ketentuan takdir atas segala sesuatu, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan.
2.     Tauhid Al-Uluhiyyah
Tauhid Al-Uluhiyyah disebut juga Tauhid Ibadah, dengan kaitannya yang disandarkan kepada Allah disebut tauhid uluhiyyah dan dengan kaitannya yang disandarkan kepada hamba disebut tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam peribadahan.
3.     Tauhid Al-Asma’ wa Shifat
Tauhid Al-Asma’ wa Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-nama dan Sifat-sifat bagi-Nya, dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-sifat yang Allah sendiri menamai dan mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-Qur’an), Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tanpa Tahrif (menyelewengkan makna), Ta’thil (mengingkari), Takyif mempertanyakan/menggambarkan bagaimana-nya)dan Tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).Dan ketiga macam Tauhid ini terkumpul dalam firman-Nya yang artinya:
 “ Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam : 65).
2.1 Aplikasi dan implikasi tauhid dalam kehidupan
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan  kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan dibawah ini :
” Ketahuilah ( ya Muhammad ) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah, & mohonlah ampun bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. ( QS. Muhammad : 19 ).
Ketahuilah  semoga Allah merohmatimu- sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta  mengutamakan untuk mengetahui dan berilmu tentang  At tauhid  dari pada beribadah yaitu beristifghfar, dikarenakan ” mengenal tauhid menunjukkan ilmu ‘usul ( dasar pokok & pondasinya agama ), adapun beristighfar menunjukkan ilmu furu’ ( cabang dan aplikasi dari ilmu usul tersebut  ).
Dan tidak ada perselisihan sedikitpun dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta umat islam seluruhnya  bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul  adalah ke empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah menetapkan & memerintahkan kepada empat rasul yang mulia  ini untuk ma’rifah (berilmu & mengetahui ) ilmu usul dan dasar serta pondasi agama yaitu Tauhid sebelum ilmu furu’ ( sebagai aplikasi dari ilmu usul ).
Penerapan Tauhid dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.
  1. Panyatuan maksud, niat dan tujuan ( توحيد القصد )
Manusia boleh beragam cita dan profesi, keahlian dan hoby. Tetapi semuanya haruslah untuk satu tujuan, satu niat ; yaitu ibadah kepada Allah dan mengharap ridloNya, karena memang hidup ini adalah untuk beribadah kepadaNya.
Firman Allah : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku ( adz-dzariyat 56 )

Dan lihatlah bagaimana Allah memberi bimbingan kepada hambaNya agar tujuan hidup kita ini lebih berarti dan bernilai ibadah untuk selanjutnya memperoleh ridloNya; yaitu berbuat, bekerja dan beribadah hanya untuk sang Choliq.
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". ( al an’am 162 – 163 )
2. Penyatuan contoh dan keteladanan.
Manusia sering memiliki idola dan figur yang dikagumi atau memiliki alasan-alasan tertentu untuk menjadikan seseorang sebagai tokoh atau panutan yang dianut. Tetapi siapa sebenarnya tokoh yang patut kita jadikan sebagai idola itu ? jawaban pertanyaan ini bisa menjadi beragam dan bervariasi. Tetapi keragaman yang variatif ini pasti memiliki sisi kesamaan yang universal dan diterima oleh setiap orang kecuali bila hatinya berpenyakit.
Bahwa tokoh panutan itu tentulah yang benar-benar terbaik dan istimewa. Bahkan mempunyai kesempurnaan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya Bebas dari tendensi social, rasial dan golongan, apalagi kepentingan politik. Ia juga harus yang konsisten dan istiqomah didalam mengemban amanahnya, adil dalam bertindak untuk dirinya sendiri, keluarganya dan orang lain bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun.
Orang yang paripurna itu adalah Muhammad saw. Yang kerasulannya dipilih dari keluarga terbaik dan dari manusia yang juga terbaik dengan akhlaq yang terbaik dan agung.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ( al qalam 4 )
Keteladanan Muhammad saw adalah keteladanan yang sempurna bagi siapa saja , kapan saja dan dimana saja, tidak berobah oleh arus globalisasi, modernisasi maupun industrialisasi. Bagi orang yang mendambakan keridloan Allah dan RasulNya.
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ( al ahzab 21 )
Bagi seorang guru, maka Rasulullah saw. adalah guru yang sukses, bagi kepala rumah tangga, maka Rasulullah saw. adalah suami yang sukses, bagi pedagang, karyawan dan apa saja profesi yang digeluti. Maka Rasulullah saw. telah mengalaminya sendiri dan semuanya dilakukan dengan sempurna dan sukses.
3. Penyatuan konsep dan system ( توحيد المنهج )
Didalam mencapai tujuan dan cita-cita, selalu ada proses pencapaian dan aksi yang dilakukan. Proses pencapaian itu adalah aktualisasi system dan cara itu sendiri. Seseorang boleh pintar berotak brilyan, tetapi system menjadi anjungan sebuah kapal untuk menuju tujuan yang hendak dicapai, menjadi garis-garis haluan sebuah institusi dan pribadi untuk menuju harapan.
Maka semakin baik dan sempurna sebuah system yang dipergunakan akan semakin baik pula hasil yang dicapai, walau tidak menafikan peran SDM yang dimiliki. Demikian seterusnya, karena pencapaian itu sangat bergantung terhadap system dan cara itu sendiri.
Lalu system apakah yang seharusnya kita pakai ?. jawabannya sudah jelas, bahwa system itu adalah system Islam ( manhaj islam ) yang mamang sempurna dan menyempurnakan. Karena sesuatu yang sempurna belum tentu dapat menyempurnakan yang lainnya. Sedangkan islam itu adalah agama yang syamil dan mutakaamil ( sempurna dan menyempurnakan )
Firman Allah: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. ( ali imran 19 )
Tidak ada perbedaan antar bangsa tentang kebenaran manhaj islam ini. Bahkan telah banyak kelompok-kelompok selain islam, baik ahli kitab maupun yang bukan ahli kitab telah yang mencoba mengamalkannya. Tetapi kedustaan dan hasudlah yang menutup hati dan lidah mereka sehingga tidak berani berbicara dan mengatakan yang sebenarnya.
Firman Allah : Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi ( ali imran 85 )
Jelaslah kiranya bahwa islam adalah satu-satunya system yang benar dan harus ditegakkan karena ia adalah produk Allah yang mengetahui rahasia alam ini dengan segala isinya, dengan demikian maka akan tegaklah keadilan dan kesejahteraan umat ini. Insyaallah.
Aplikasi aqidah merupakan tuntutan ilahi untuk menuju kesempurnaan keislaman, keimanan dan ketauhidan kita. Manusia sebagai mahluk social berkewajiban mewujudkan nilai-nilai aqidah dalam hidup dan kehidupannya. Amar bil ma’ruf dan nahyu ‘anil mungkar yang merupakan tugas pokok diciptakannya manusia menjadi fardlu ‘ain bagi setiap muslim.

BAB III
PENUTUP
3.1                 Kesimpulan
1.      Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
2.      Pembagian Tauhid
• Tauhid Al-Uluhiyyah = mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
• Tauhid Ar-Rububiyyah= mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini

• Tauhid Al-Asma' Was-Sifat
= mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
3.      Aplikasi dan implikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya



DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Muhammad bin Abdul Wahab. Kitab Tauhid. penerjemah M. Yusuf Harun, MA
Yazid bin Abdul Qadir Jawas.2004. Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.Bogor :  Pustaka At-Taqwa

Riyadi, Hendar. 2000. Tauhid Ilmu Dan Implementasinya Dalam Pendidikan. Bandung: Nuansa
http://alhikmah87.blogspot.com/2012/01/aplikasi-pengamalan-tauhid_15.html


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar